Satu Rekening Untuk Berbagai Jenis Instrumen Investasi - Call Center: (021) 1500-688

Tuesday 23 December 2014


Monday 15 December 2014


Foto: Bei Dan Danareksa Buka Galeri Investasi Di Telkom University
Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan Danareksa Sekuritas meresmikan pendirian galeri investasi di Kampus Universitas Telkom sebagai sarana edukasi pasar modal bagi mahasiswa dan akademisi perguruan tinggi.

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Bandung Gilman Pradana mengatakan pihaknya bekerjasama dengan perusahaan sekuritas terus menyebarluaskan pengetahuan tentang pasar modal kepada civitas akademika.

"Untuk galeri investasi di Telkom University ini kami bekerja sama dengan Danareksa yang akan menyiapkan administrator sebagai pemandu di galeri investasi," ujarnya Kamis (10/12/2014).

Dia melanjutkan pihaknya bersama Danareksa selain itu akan menyiapkan administrator dari kalangan akademisi Telkom University melalui mekanisme Training for Trainers.

Sementara itu, Head Retail Division Danareksa Satrio Hadi Waskito menyatakan galeri investasi di Telkom University merupakan keterlibatan Danareksa yang pertama di perguruan tinggi di Bandung.

"Di daerah dan di kota lain kami sudah banyak, di antaranya di UI, UGM, UNS dan perguruan tinggi lainnya," sebutnya.

Terkait keberadaan galeri investasi yang di-support Danareksa, dia mengungkapkan pihaknya tidak berorientasi mengejar investor, tetapi mengejar profesional yang bersedia dan siap bekerja di bidang pasar modal.

"Kami berekspektasi dalam lima tahun ke depan, apabila mahasiswa ditanya kemana akan melanjutkan pekerjaan selepas lulus, pasar modal dan lembaga di dalamnya menjadi pilihan," ujarnya.

Promo khusus Mahasiswa

http://dmia.danareksaonline.com/BeritaRiset/NewsReader/2014/12/3386/done-special-promo-untuk-mahasiswa

Monday 8 December 2014

ASII Short View
December 04, 2014 09:48
Adanya korelasi positif dengan kenaikan harga BBM yang menyebabkan penurunan volume perdagangan dan koreksi harga. Gagal menembus resistant di 7200, peluang konsolidasi di level 6800-6900.
View fundamentalnya sbb:
a. Pertumbuhan penjualan kurang begitu impressif
b. Laba kotornya gak begitu besar, hanya berkisar 20-an %
c. Laba bersih cukup ok,  sekitar10-an %..menunjukkan company sangat efisien—good point
d. Estimasi EPS ’15, ’16: 536 dan 597 (PEG 6% dan 10%). Dgn asumsi PER average RANGE 5 thn: 11.1x-16.8x, estimasi range harga mungkin di:
1. 2015: 5.950 – 9.030 
2. 2016: 6.560 – 9.956

Source: http://quotes.wsj.com/ID/XIDX/ASII/research-ratings

Source:http://financials.morningstar.com/income-statement/is.html?t=ASII&region=idn&culture=en-US

Source: D’ONE TRADEPRO chart; weekly

Friday 28 November 2014

Secara historik, company hanya membukukan laba kotor belasan persen atau rata-rata 13%, artinya modal jualannya cukup besar sekitar 87%. Beban operasional juga tergolong cukup besar rata2 sebesar 22%. Labanya terus2an negatif, mulai 2 tahun belakang labanya postif (pengaruh pos pendapatan continuing operation). Analisa teknikal cukup rumit dilakukan.

Growth Profitability and Financial Ratios for Central Proteinaprima Tbk
Financials
CENTRAL PROTEINAPRIMA TBK  (CPRO) CashFlowFlag INCOME STATEMENT
Fiscal year ends in December. IDR in millions except per share data.
Source:
D’ONE Trade Pro Chart



Thursday 27 November 2014

Declaining earning antara 2010 – 2012 menyebabkan koreksi harga yang cukup banyak dari harga 3.400 ke 2.000-an. Kinerja TINS membaik mulai tahun 2013 dan diprediksi akan terus membaik pada tahun mendatang, proyeksi 2015-2016 berturut-turut Rp 77 dan Rp 90. Menggunakan average PER tahun sebelumnya dan estimasi earning, TINS tahun depan diprediksi bergerak di range 1.165 – 2.182 Price adjusting akibat saham bonus pada April 2014, nampaknya sdh dilakukan dan berakibat pola  harga sideways hingga sekarang. TINS sudah breakout dari 1.250 sehingga resistant berikunya menjadi 1.480. Ekpektasi breakout level tsb akan merubah pola sideways menjadi short term bullish.

Growth Profitability and Financial Ratios for PT Timah (Persero) Tbk
Financials
Source:
chart D’ONE TradePro



Secara histori, growth company cukup bagus tapi kurang stabil. Tahun 2014, company kurang bagus earningnya sehingga menyebabkan harga relatifly flat dgn kisaran harga 650 – 850. Tahun depan, proyeksi earning Rp.105/lbr, ini memberi peluang harga terapresiasi ke level Rp 1.965 (asusmsi range PER 18.7x). Secara teknikal, SSIA telah breakout resistan 860 dan 920. Range price harganya mungkin di level 920 – 1.070. Jika memungkinkan terjadi koreksi, level harga Rp 670-an bisa jadi alternatif enter market.

Growth Profitability and Financial Ratios for Surya Semesta Internusa Tbk
Financials





Earnings Per Share (EPS)

Definisi Earnings Per Share (EPS):
Earnings Per Share (EPS) merupakan alat analisis tingkat profitibilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi saham biasa disamping PER (Price Earning Ratio) dalam lingkaran keuangan (Fabozzi, 1999: 359).

Menurut Dictionary of Accounting (Abdultah, 1994:77)laba bersih per saham adalah Pendapatan bersih perusahaan selama setahun dibagi dengan jumlah rata-rata lembar saham yang beredar, dengan pendapatan bersih tersebut dikurangi dengan saham preferen yang diperhitungkan untuk tahun tersebut.
Menurut Baridwan (1992:333), laba bersih per saham adalah Jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan.

EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata saham biasa yang beredar.

Menurut Gibson (1996:429) earnings per share adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Sedangkan menurut Weygandt et. al.(1996:805-806) dan Elliot dan Elliot (1993:250) earnings per share menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:




(Meigh, 1999: 646)
Keterangan:
EPS = Earnings Per Share
Net Income = laba bersih setelah pajak
Preferred dividend = dividend saham preferen
Average Number of common share outstanding = rata – rata jumlah saham yang beredar

Rasio laba digunakan untuk meneliti penyebab dasar perubahan EPS. Rasio – rasio laba ini menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas dan manajemen aktiva/ kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Rasio – rasio ini menguraikan EPS ke dalam penentu – penentu dasarnya dalam rangka menilai faktor – faktor yang mendasari laba perusahaan. Rasio – rasio ini membantu dalam melakukan penilaian kecukupan laba historis dan memproyeksikan laba di masa depan melalui pemahaman yang lebih baik terhadap sebab – sebab terjadinya laba.
Laba per saham dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya laba per saham ini dipengaruhi oleh perubahan variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS).

Faktor Penyebab Kenaikan dan penurunan Laba Per Saham :
1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase penurunan laba bersih.

Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :
1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase kenaikan laba bersih.

Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. (Weston dan Eugene, 1993 : 23-25). http://dmia.danareksaonline.com/Edukasi/AnalisaFundamental

Monday 24 November 2014

Prospektus IPO PT. Archi Indonesia Tbk.
http://dmia.danareksaonline.com/BeritaRiset/NewsReader/3295

Thursday 13 November 2014

Wacana kenaikan BBM menyita banyak perhatian kita, yang jelas jika BBM naik berakibat bursa akan melemah (untuk sementara waktu).
Sejatinya, kenaikan BBM bukan hal yang baru..yuk kita simak kapan BBM naik.

(sumber: http://economy.okezone.com/read/2014/08/28/19/1030923/sejarah-harga-bbm-subsidi-di-indonesia)


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dampak langsung kenaikan harga BBM subsidi sebesar Rp3.000 di November akan menyebabkan tambahan inflasi 1,7%. Kemudian untuk dampak tidak langsungnya dia bilang, akan bisa berlangsung 6 bulan hingga setahun dan akan kembali normal lagi.

"Itu estimasi harga Rp3.000 pada bulan (BBM) dinaikkan, untuk dampak tidak langsungnya ada transportasi naik, itu dampaknya sekitar 1%-2%, dan tidak akan sekaligus tapi akan menyebar dalam setahun," kata Suryamin di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2014).
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/11/03/313732/bps-inflasi-november-tergantung-kapan-harga-bbm-naik

Bursa mungkin saja akan terkoreksi, mari kita kembali waspada menyikapi hal ini,...saatnya koleksi harga murah saham favorit Anda dan siapkan peluru Anda..
salam investasi.

SMGR adalah produsen semen yang terbesar di Indonesia, saat ini kapasitas terpasang Semen Indonesia sebesar 29 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 42% pangsa pasar semen domestik. 
Sedikit fakta tentang PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
- Angka penjualan persero selalu bertumbuh, bahkan double digit hingga 27%
- Profitability yg luar biasa dgn gross margin >40% dan net margin hingga 20-an %
- Pangsa pasar terbesar, sebesar 43.8% 
- Umur perusahaan bahkan sudah tergolong tua, berdiri 57 th lalu tepatnya 7 Agustus 1957, 
- Kapasitas produksi mencapai 29jt/th
- Memiliki 13 pabrik dengan lokasi: Padang (4), Gresik (4), Tonasa (4), dan Vietnam (1)

Dgn asumsi net profit 2014 Rp 5.5T dan dividen payout ratio (DPR) sama dgn thn lalu: 34.5%, dividen 2015 diprediksi Rp 323/lbr 


SURYA CITRA MEDIA TBK  (SCMA) CashFlowFlag INCOME STATEMENT
Fiscal year ends in December. IDR in millions except per share data.




Source:






D’ONE TradePro Chart for price data







PT MEDIA NUSANTARA CITRA TBK  (MNCN) CashFlowFlag INCOME STATEMENT
Fiscal year ends in December. IDR in millions except per share data.

Source:




D’ONE TradePro Chart for price data

Wednesday 12 November 2014

Sepanjang bulan Oktober hingga hari ini IHSG masih menunjukan ketidak-pastian, indeks berada dalam rentang 4900 – 5100, nampaknya pola sideways masih menjadi dominasi pelaku pasar.

Pelaku pasar berharap pelantikan Presiden baru dapat mendongkrak IHSG, namun mengapa IHSG masih terasa 'begini-begini' saja?

Jika melihat data sejak awal tahun 2014, IHSG menunjukan kenaikan yang besar dengan kenaikan hingga 28%. Pengamatan kami menyimpulkan bahwa secara rata-rata kenaikan 28% terasa cukup bagi para investor. Ditambah bayang-bayang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang tak kunjung memberikan kepastian, keputusan menjual saat indeks naik hingga 28% merupakan keputusan yang paling masuk akal.

Lantas kemana indeks akan bergerak? 
Bayang-bayang kenaikan BBM akan menahan laju indeks atau bahkan membuat indeks terus mengalami koreksi. Pelaku pasar tidak perlu panik dengan prediksi itu, kabar baiknya investor besar/asing selalu berpesta saat kenaikan harga akibat laporan keuangan kuartal 1, price adjusting base on its new valuation will be happen on Q1 report.
Jika demikian, bukannya time to buy saat harga turun nanti?


Disc On

Sumber:
D’ONE TradePro Chart

Thursday 6 November 2014

Penasihat Tim Transisi, Jenderal (Purnawirawan) Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter pada November 2014. Luhut mengatakan, dengan kenaikan ini, mulai 2015 akan ada peningkatan anggaran infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang sangat signifikan. (Baca: Tim Transisi: November, Harga BBM Naik Rp 3.000)


Dengan hemat biaya 150T dan asumsi biaya tol Rp 103M/km, kita akan mampu bangun TOL SEPANJANG 1.456 KM
Kenapa BBCA layak jadi favorit?, berikut alasannya:
- Pertumbuhan pendapatan yg stabil  (rata-rata 17%/tahun)
- Laba kotor yg sangat menggiurkan (rata-rata 60%)
- Secara historis harganya naik terus, kenapa? Selain brand name yg sangat kuat, 
  kinerja perusahaan yg bagus dan terus naik.
 
Kami tampilkan profile BBCA : EPS, range harga, dan valuasi pasar (PER) dari 2008 hingga 2014
 
Secara rata-rata, BBCA diapresiasi pelaku pasar pada PER 19.7x (termahal) dan PER 12x (termurah).
Forecast EPS 2015 dan 2016 tumbuh sekitar 15%, berturut-turut 762/lbr dan 870/lbr.
Dengan angka acuan PER dan forecast EPS kita
Angka forecast harga BBCA 2 tahun kedepan.


 
Sumber data:

Wednesday 5 November 2014

Danareksa dalam surveinya menemukan penurunan kepercayaan konsumen pada bulan Oktober 2014. Survei yang dilakukan pada 1.700 rumah tangga di enam wilayah ini, menunjukkan konsumen memberi penilaian yang lebih negatif terhadap keadaan ekonomi saat ini dan prospek ekonomi ke depan terutama kekhawatiran terhadap kelangkaan lapangan kerja.

“Pada survei bulan Oktober, proporsi konsumen yang merasa khawatir terhadap kelangkaan lapangan kerja naik menjadi 26 persen dari 25,1 persen pada bulan September,” tulis Danareksa dalam rilisnya, Senin (3/11).

Thursday 30 October 2014

SID Solo

3 Oktober 2014




Simak Jadwal training kami selanjutnya disini


Tuesday 21 October 2014

Melalui Danareksa Online (D’ONE) kini di manapun dan kapanpun Anda selalu mendapatkan seluruh informasi penting mengenai pasar modal, bahkan Anda dapat melihat kesempatan meningkatkan investasi Anda melalui aplikasi yang kaya akan fitur, sehingga memudahkan Anda dalam mengambil keputusan. Saat ini bertransaksi saham, reksa dana, dan obligasi melalui D’ONE kini semakin menyenangkan dan mudah.
D’ONE Mobile Next-G kini telah hadir di perangkat Smartphone maupun Tablet dengan OS Android, iOS dan Blackberry kesayangan Anda.
Beberapa fitur-fitur baru yang melengkapi D’Mobile Next-G, yaitu:
  • Tampilan yang lebih informatif dan menarik
  • Analisa fundamental yang memiliki metode compare
  • Analisa teknikal dengan beberapa indikator yang dapat diubah
  • Cash withdrawal
  • Easy to use
  • Etc..
Segera manfaatkan berbagai fitur yang dimiliki oleh D’Mobile Next-G ini. Dapatkan aplikasinya di Google Play Store, apple store, dan app world blackberry dengan memasukkan kata kunci: D'ONE Mobile. Download sekarang dan nikmati keuntungan lebih bersama D'ONE.
Untuk mendapatkan buku manual petunjuk penggunaan D’ONE Mobile untuk android, Anda dapat menghubungi Call Center kami di (021) 500-688.

Penguatan bursa AS diikuti pergerakan mayoritas bursa Asia. Sempat naik tajam diatas satu persen, akhirnya IHSG berhasil menguat 0,23 persen ke level 5,040.53. Harapan dan euforia atas pelantikan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai presiden-wapres Indonesia menjadi sentimen positif yang menggerakkan pasar.

Selain itu seperti diketahui bahwa, indeks kepercayaan konsumen awal Thomson Reuters/University of Michigan bulan Oktober naik ke level 86,4 dari level final September, 84,6 atau menyentuh titik tertinggi sejak Juli 2007. Optimisme konsumen AS kembali membaik seiring pemulihan yang sesuai dengan ekspektasi. Investor regional juga menantikan hasil pertemuan petinggi partai berkuasa di Tiongkok, dan mencermati apakah isu demonstrasi di Hongkong masuk dalam agenda diskusi. Bursa AS pun tak kalah meriah. Indeks saham Dow Jones melonjak 0,12 persen ke level 16.399,67. Penggerak pasar muncul dari rilis laporan keuangan emiten yang menggembirakan. Data Thomson Reuters menunjukkan bahwa dari 87 perusahaan S&P500 yang telah mengumumkan kinerja keuangannya, 63,2 persen melaporkan laba diatas ekspektasi pasar, 10,3 persen sesuai dengan ekspektasi, dan 26,4 dibawah prediksi pasar.

Pagi ini mayoritas bursa Asia dibuka menguat. Harga minyak Brent turun ke level US$ 85.25/barel, dan emas naik ke level US$ 1.246/troy ounce.

Tuesday 14 October 2014

After undergoing a correction for a number of weeks, the JCI finally made a small 0.3% gain last week. Market liquidity was poor, however, with only IDR4.6t of transactions on average per day, an indication that the market gains owed to technical factors rather than an improvement in market confidence. In our view, the market’s recent correction has only priced in the unfavorable developments in the political sphere but has yet to reflect potentially higher 
interest rates. However, in the short-term at least, the inauguration of Jokowi and JK next week coupled with the announcement of the new cabinet formation could potentially provide the market with a fresh catalyst.

Tuesday 7 October 2014

Initial Public Offering
PT. Blue Bird, Tbk.

Download prospektus PT. Blue Bird, Tbk disini -> http://dmia.danareksaonline.com/BeritaRiset/NewsReader/3106

Tuesday 30 September 2014

Bursa Asia berakhir variatif awal pekan kemarin, dengan IHSG yang berhasil menguat tipis 0,18 persen ke level 5,142.01. Sentimen negatif datang dari aksi demonstrasi di Hongkong dan turunnnya pertumbuhan laba industri Tiongkok. Keuntungan yang dikantongi perusahaan manufaktur Tiongkok dibulan Agustus menurun 0,6 persen YoY dari level Juli sebesar 13,5 persen.

Thursday 25 September 2014

Koreksi bursa AS dihari sebelumnya dan naiknya tensi konflik dikawasan Timur Tengah turut memicu melemahnya pergerakan bursa saham regional. IHSG turun 0,27 persen ke level 5,174.01.

Disisi lain, bursa AS naik tajam setelah rilis informasi positif pasar perumahan AS. Indeks saham Dow Jones menguat 0,90 persen ke level 17.210,06. Data perumahan AS yang dikeluarkan oleh Commerce Department menunjukkan bahwa penjualan rumah baru (new home sales) bulan Agustus tumbuh kencang 18 persen menjadi 504 ribu unit, setelah dibulan sebelumnya naik 1,9 persen. Kenaikan ini menjadi level tertinggi sejak Mei 2008 lalu.

Pagi ini mayoritas bursa Asia dibuka naik. Harga minyak Brent menguat ke level US$ 96,97/barel, dan emas melemah ke level US$ 1.215,50/troy ounce.

Wednesday 24 September 2014

IHSG masih terkoreksi diperdagangan kemarin, bersama dengan mayoritas bursa Asia lainnya. IHSG turun 0,61 persen ke level 5,188.11. Rilis terkini dari regional antara lain adalah indikator awal PMI Tiongkok. HSBC's flash manufacturing Purchasing Managers' Index (PMI) Tiongkok dibulan September naik ke level 50,5 dari level final Agustus, 50,2. Indikator ini menunjukkan aktivitas manufaktur Tiongkok yang cenderung stabil dan berekspansi dalam fase moderat.

Bursa Dow Jones memerah seiring meningkatnya risiko keamanan di Timur Tengah. Indeks saham Dow turun 0,68 persen ke level 17.055,87, setelah AS dan Arab menyerang wilayah Syria. Dari Eropa, rilis indikator Markit's flash composite Purchasing Managers' Index (PMI) Eropa turun ke level 52,3 dibulan September dari level Agustus sebesar 52,5, atau mencapai level terendah dalam 9 bulan. Informasi ini mengindikasikan ekspansi bisnis dan aktivitas manufaktur serta jasa perusahaan di Eropa yang cenderung tumbuh melambat.

Pagi ini mayoritas bursa Asia dibuka melemah. Harga minyak Brent turun ke level US$ 96,75/barel, dan emas naik ke level US$ 1.222,10/troy ounce.
http://dmia.danareksaonline.com/BeritaRiset/NewsReader/3050

Monday 15 September 2014

Bursa Asia berakhir variatif akhir pekan lalu, seiring aksi investor yang cenderung menanti sejumlah rilis data Tiongkok dan hasil pertemuan The Fed minggu ini. IHSG sendiri berhasil masuk zona positif, dengan menguat 0,21 persen ke level 5,143.71. Kondisi serupa juga tampak pada penutupan bursa AS Jumat lalu. Indeks saham Dow Jones menurun 0,36 persen ke level 16.987,51, setelah harga saham-saham energi merosot. Dari sisi ekonomi AS, indeks kepercayaan konsumen (IKK) awal bulan September yang dirilis oleh Thomson Reuters/University of Michigan menunjukkan naiknya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi AS saat ini dan prospeknya. IKK naik dari level final Agustus yaitu 82,5 ke level 84,6 dibulan September. Penjualan retail AS pun tumbuh sesuai ekspektasi pasar, yaitu 0,6 persen dibulan Agustus, setelah dibulan sebelumnya juga meningkat 0,3 persen.

Rilis terkini dari Asia diantaranya adalah melambatnya pertumbuhan output industri Tiongkok dibulan Agustus, yaitu sebesar 6,9 persen YoY, atau kenaikan terendah sejak 2008 lalu. Kondisi ini memperkuat ekspketasi kinerja ekonomi Tiongkok yang belum akan kembali tumbuh cepat.

Pagi ini mayoritas bursa Asia dibuka variatif. Harga minyak Brent menurun ke level US$
96,42/barel, dan emas turun ke level US$ 1.228,90/troy ounce.
Download attachment disini
dmia.danareksaonline.com

Friday 12 September 2014

WIKA Get US$125mn Project in Myanmar (ID)
WIKA obtain a new contract in Myanmar worth US$125mn (Rp1.47tn) from Noble Twin Dragon to develop superblock Pyay Tower and Residence in Yangon. Scope of work on the project includes civil works, architecture, mechanical electrical, and plumbing. The construction is targeted to begin in October 2014 and completed in October 2017.

ISAT to pocket US$ 400mn loan (ID)
PT Indosat Tbk is optimist to pocket US$ 400mn of loan, as their effort to search for total loan worth US$ 850mn. They already choose the bank consortium for loan in 3Q and 4Q of 2014 in order to recall the company's obligation worth US$ 650mn that due in 2020 and fasten the repay to 2015, while the rest US$ 250mn is in form of bank loans.

Bursa Asia cenderung memerah setelah rilis data Tiongkok mendorong ekspektasi perlambatan ekonomi Tiongkok yang dipengaruhi melambatnya laju belanja konsumen dan inflasi negara tersebut. IHSG yang sempat menghijau disesi awal perdagangan, akhirnya ditutup melemah 0,19 persen kelevel 5,133.03. Seperti diketahui bahwa laju inflasi Tiongkok dibulan Agustus melambat menjadi hanya 2 persen YoY, lebih rendah daripada inflasi Juli sebesar 2,3 persen. Target resmi pemerintah Tiongkok adalah sebesar 3,5 persen. Dari domestik, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 11 September 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50 persen, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50 persen dan 5,75 persen.

Friday 5 September 2014

IHSG melemah 0,36 persen kelevel 5,205.32, bersama dengan bursa Asia yang memerah. Informasi ekonomi terkini diantaranya adalah otoritas moneter Jepang, Bank of Japan (BoJ) tetap mempertahankan kebijakan moneternya saat ini. BoJ akan mempertahankan kenaikan base money pertahun sebesar 60-70 triliun yen (US$ 572-$667 miliar), melalui pembelian surat berharga dan obligasi pemerintah. BoJ menyatakan bahwa trend pemulihan ekonomi Jepang yang moderat akan terus berlangsung dan terjaga.

Monday 1 September 2014

Bursa Asia cenderung berakhir variatif akhir pekan lalu. IHSG sendiri bergerak sideways melemah 0,92 persen ke level 5,136.86. Pemicu utama pasar datang dari terkoreksinya bursa AS sebelumnya, dan naiknya ketegangan geopolitik di Ukraina. Rilis informasi ekonomi dari Jepang menunjukkan laju inflasi dibulan Juli mencapai 3,3 persen. Setelah disesuaikan dengan efek kenaikan pajak penjualan, laju inflasi inti hanya mencapai 1,3 persen, atau lebih rendah dari target bank sentral Jepang sebesar 2 persen. Kenaikan pajak penjualan tampaknya masih menekan laju belanja konsumen negara tersebut.

Berbeda dengan Asia, bursa AS justru meriah, dengan topangan data ekonomi yang positif. Indeks saham Dow Jones menguat 0,11 persen ke level 17.098,45. Rilis ekonomi AS terkini adalah naiknya indeks kepercayaan konsumen terbitan The Thomson Reuters/University of Michigan ke level 82,5 dibulan Agustus dari level Juli, 81,8. Konsumen makin optimis terhadap prospek ekonomi AS kedepan.

Pagi ini mayoritas bursa Asia dibuka variatif, saat pelaku pasar Asia menantikan rilis resmi PMI pemerintah China yang menggambarkan kondisi terkini manufaktur negara tersebut. Selain itu, penggerak pasar domestik akan datang dari rilis laju inflasi Indonesia bulan Agustus dan kinerja ekspor-impor Juli. Harga minyak Brent turun ke level US$ 103,10/barel, dan emas menguat ke level US$ 1.287,50/troy ounce. 



Rekomendasi:


http://dmia.danareksaonline.com/BeritaRiset/NewsReader/2964

Thursday 28 August 2014

With Jokowi now officially elected as the next president of Indonesia, we are more bullish on the prospects for Indonesia’s infrastructure sector. Despite some stern challenges on the macroeconomic front, we are optimistic that the new government will have the resolve to raise subsidized fuel prices in 2015, saving the government money which can be spent in more productive ways. Hence, by pricing in expectations of greater infrastructure spending, we believe that 2015 will be a rosy year for Indonesian state-owned contractors as the direct proxy for accelerated infrastructure development. We roll over our base Target Prices to 2015 based on a target P/E multiple of 21x – at par with 1sd above the sector mean, which is justified during the sector up-cycle. We are OVERWEIGHT on the Indonesian construction sector with WIKA and PTPP as our Top Picks. 

Living on expectations
2015 promises to be an exciting year for the Indonesian construction sector, buoyed by hopes of greater infrastructure spending by the new government. In our view, president-elect Jokowi has a solid track record on project execution, and thus assuming the same approach to work, we believe that he will renew his focus on infrastructure development on a nationwide level. In relation to the stern challenge on the fiscal side related to booming fuel subsidies, we expect the new government to raise subsidized fuel prices by 30% in March 2015 at the soonest, saving the government at least Rp60tn. As a result, the new government would have more money to spend in more productive ways, thereby paving the way for the next infrastructure growth cycle.  

Bridging the gaps to 2015
Year-to-date, the state-owned contractors have still depended mostly on carry-over projects from 2013 to be booked as earnings since new contracts progress still lags behind management expectations. As a result, until year-end, we maintain our expectation of flattish new contracts in 2014 and mid-teens growth in earnings. Meanwhile, for 2015, we are more bullish and expect a substantial amount of new contracts after 2Q15 contingent on the government raising subsidized fuel prices. We believe that state-owned contractors - as long-term partners of the government - stand to benefit. Hence, we slightly raise our new contracts target for 2015 by 0.4-13.5%, thus resulting in y-y growth of 15.3-27.7%. As a result, we now expect a high double-digits growth in earnings in 2015 as we expect the industry to grow by 29.8% y-y (vs. 5.8% in 2014).

Blue sky scenario: shift to OVERWEIGHT
With the expectation of greater infrastructure spending, we believe that 2015 will be a rosy year for Indonesian state-owned contractors. Hence, we are bullish on all four state-owned contractors under our coverage, despite their considerable outperformance relative to the JCI in 2014. We roll over our base Target Prices to 2015 based on a target P/E multiple of 21x – at par with 1sd above the sector mean, which is justified during the sector up-cycle. All in all, we are OVERWEIGHT on the Indonesian construction sector with WIKA and PTPP as our Top Picks. In our view, share price volatility may continue up to 1Q15 until the new government produces the revised state budget of 2015.