Satu Rekening Untuk Berbagai Jenis Instrumen Investasi - Call Center: (021) 1500-688

Tuesday 27 October 2015

Perekonomian global masih dalam masa ekspansi, dan diperkirakan masih akan terus berlanjut sampai dengan tahun 2016 mendatang. Hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Untuk tahun 2015 pertumbuhan ekonomi kita diperkirakan 4.9% atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014 (5.0%). Untuk tahun 2016 pertumbuhan ekonomi kita akan lebih baik (5.4%) yang terutama ditopang oleh konsumsi dan investasi serta kontribusi ekspor yang lebih berarti.

Laju inflasi yang saat ini sekitar 7.26% akan turun menjadi sekitar 4.0% pada akhir tahun 2015 dan tetap stabil pada level sekitar 4.5% sampai akhir tahun 2016 mendatang. Dengan inflasi dan CAD yang semakin terjaga serta pertumbuhan ekonomi yang masih lambat, terbuka peluang penurunan suku bunga BI rate menjadi 7.25% pada akhir tahun 2015 dan 6.75% pada akhir tahun 2016.

Dalam jangka pendek rupiah masih tertekan dengan rata-rata Rp 13433 sepanjang tahun 2015. Namun dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dan indikator makroekonomi lainnya yang lebih terjaga, maka tahun depan nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat menjadi rata-rata sekitar 13401 per dolar Amerika.

Resiko: Penurunan harga minyak dunia menyebabkan tekanan terhadap harga komoditas ekspor utama, sehingga dapat berdampak negatif terhadap neraca transaksi berjalan dan APBN, yang pada gilirannya akan berdampak negatif pula terhadap IDR & pasar modal. Tekanan tsb dpt meningkat jika pemulihan ekonomi dunia lebih lambat dari yang diprediksikan.

Tuesday 22 September 2015

JAKARTA - Geliat realisasi proyek infrastruktur pemerintah mulai tampak. Efek domino sektor konstruksi diharapkan segera menjadi penolong perlambatan ekonomi nasional sekaligus menopang kinerja BUMN konstruksi.
Hal ini tercermin dalam perolehan kontrak baru emiten konstruksi pelat merah yang melonjak 37,4% menjadi Rp4,73 triliun pada Agustus 2015 dari bulan sebelumnya Rp3,44 triliun.
Sepanjang Januari-Agustus 2015, total kontrak baru yang di  raih keempat badan usaha milik negara (BUMN) itu melesat 52,9% menjadi Rp48,07 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya Rp34,78 triliun.
Lonjakan tertinggi secara bu -lanan berturut-turut diraih PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Dari kontrak baru yang dikantongi Waskita Karya, misalnya, kontribusi kontrak baru dari proyek pemerintah naik dari 37,7% pada Juli 2015 menjadi 40% pada bulan lalu. “Nilai kontrak baru per 11 September mencapai Rp16,5 triliun, per Agustus Rp11,1 triliun,” ujar Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Antonius Y. Nugroho kepada Bisnis.com.
Perseroan bahkan merevisi naik target kontrak baru sebesar 36% dari Rp22 triliun menjadi Rp30 triliun pada tahun ini. Perolehan kontrak baru emiten berkode saham WSKT itu per Agustus 2015 mencapai Rp1 triliun, melonjak 100% dari bulan sebelumnya Rp500 miliar.
Setali tiga uang, realisasi kontrak baru Adhi Karya yang berasal dari proyek APBN mulai menanjak. Hingga bulan lalu, komposisi kontrak baru dari pemerintah tercatat mencapai 26% dari total keseluruhan kontrak, sementara pada bulan sebelumnya hanya 21%.
PROYEK PEMERINTAH
Emiten berkode saham ADHI tersebut mengantongi kontrak baru Rp7,8 triliun dengan total tender yang diikuti Rp35,2 triliun. Segmentasi sumber dana proyek itu terdiri dari swasta lainnya sebanyak 43%, BUMN sebesar 13%, dan APBN/APBD sebesar 44%.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Suradi mengatakan perolehan kontrak baru perseroan telah mencapai Rp14,3 triliun per Agustus 2015.
Proyek dari APBN terlihat mulai menanjak bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. “Sebenarnya sudah mulai banyak, hanya belum selesai proses tender. Saat ini porsi proyek pemerintah masih mendominasi sekitar 50%,” paparnya.
Bambang Triwibowo, Direktur Utama Pembangunan Perumahan, mengatakan perolehan kontrak baru perseroan sampai akhir bulan lalu telah mencapai Rp16 triliun. Total order book tercatat mencapai Rp45 triliun termasuk carry over Rp29 triliun.
Perolehan kontrak baru itu telah mencapai 59% dari total target sepanjang tahun ini senilai Rp27 trilun. Sejumlah anggaran proyek infrastruktur dari pemerintah yang digarap oleh PTPP sudah mulai dicairkan.
Mengacu pada riset PT Danareksa Sekuritas (Persero) yang dipublikasikan pada Senin (21/9), kontrak baru emiten pelat merah mulai meningkat bila ditinjau secara bulanan.
Ke depan, Danareksa optimistis PTPP dan WSKT dapat mempertahankan kinerja, sedangkan ADHI akan unggul setelah mendapatkan kejelasan proyek light rapid transit (LRT).
"WIKA, biar bagaimana pun mungkin harus terus berjuang dari lemahnya kinerja Wika Beton. Danareksa menetapkan kembali sektor konstruksi BUMN pada overweight," seperti dikutip dari riset tersebut.
Sementara itu, menurut riset PT CIMB Securities Indonesia, setelah pada paruh pertama tahun ini sedikit melambat, proyek infrastruktur pemerintah mulai menggeliat pada semester II/2015.
Perolehan kontrak baru emiten BUMN mulai menanjak setelah sejumlah emiten mendapatkan suntikan modal dari pemerintah. Kesuksesan rights issue yang dilakukan dua emiten yakni ADHI dan WSKT, tampaknya berdampak positif untuk menggenjot proyek infrastruktur.
Secara keseluruhan, perolehan kontrak baru empat BUMN itu sepanjang delapan bulan tahun ini berada pada jalur tepat menuju target tahun ini. Semoga saja, momentum positif ini berlanjut sehingga berdampak baik bagi perekonomian nasional ke depan.

Wednesday 2 September 2015

Kinerja BMRI vs IHSG
  • BMRI melemah -16.9% dibanding IHSG -14.78% (YoY)
  • Relatifitas pergerakan vs IHSG (beta) sebesar 1.52

Dengan pelemahan harga ini, berapa valuasi dan ekpektasi harganya?
History laba per saham (EPS) dan rentang PER valuasi:


  • Baik harga termahal maupun termurah terlihat naik terus 
  • Kenaikan harga tersebut diantaranya didukung oleh pertumbuhan laba persaham yang bagus
  • Pasar menghargai BMRI secarta relatif pada PER 9 – 14x
  • Dengan acuan PER diatas dan prediksi EPS 2015 & 2016 masing2 930 dan 1054, target harga beli-jualnya menjadi 8.370 (PER 9x; EPS 930). Dan jualnya saat earning season 2016 (april-mei) yaitu 14.756 (PER 14x; EPS 1054)

Salam Investasi!

Tuesday 1 September 2015

Memang terjadi kesimpangsiuran di pasar akan naik atau tidaknya Fed Rate, ini menjadi isu negatif dan menggerogoti kinerja Index.
Baik yang pro naik maupun yang kontra naik, masing-masing mempunyai alasan dan asumsi tersendiri. Yang PRO naik sudah jauh-jauh hari melepas sahamnya,
sedangkan KONTRA naik malah sudah mulai mencicil beli saham,  hitung-hitung harga sudah murah.

Tidak bermaksud mempengaruhi pendapat Bapak/Ibu investor sekalian, saya hanya sedikit sharing sedikit info tentang berapa besar kemungkinan Fed Rate naik.



Mengenai pro konta diatas, setidaknya kita punya 2 skenario keadaan:
  1. Fed Rate Naik – efek kenaikan ini berakibat pasar saham melemah, terjadi aliran dana ke safe haven dolar
  2. Fed Rate Tetap – kemungkinan pelemahan index sudah priced in dan IHSG akan relatif menguat atau bergerak sementara di level 4200-4600. Namun perlu diingat, aksi akumulasi saham big players biasanya dimulai akhir tahun (sept-nov) untuk antisipasi laporan keuangan Q1 2016
Apa yang benar nanti pasarlah yang membuktikan.

Monday 24 August 2015

IHSG hari ini:

  • Indeks sudah tembus level 4.200-an yang merupakan level support tepat setelah market buka 09.01 wib
  • Nilai transaksi relatif kecil (Rp 1.8T) untuk ukuran penurunan hingga -4.5%, dengan netsell asing hanya Rp -200M
  • Penurunan ini di-drive oleh penurunan bursa China yang melemah -8.54% menjadi 3.200-an
  • Penurunan bursa China ini sangat diperhatikan market karena tembus melewati level psikologis 3.500
  • Secara historis, level IHSG selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah 3.800-an
Sangat disarankan untuk tetap hati-hati untuk masuk pasar mengingat fluktuasi sangat tinggi, tetap jaga level cutloss.
Jangan terlalu panik, biasanya market berpotensi naik tajam setelah turun tajam.

Tuesday 11 August 2015

Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) yakin bisa menekan porsi impor bahan bakunya, sebab tengah melakukan pembangunan pabrik bahan baku sebagai substitusi impor. Nantinya porsi impor bahan baku SRIL akan menurun secara bertahap dari 50% menjadi 30% yang diharapkan bisa tercapai pada tahun 2017.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar berdampak positif terhadap kinerja perseroan, karena SRIL mencatatkan pendapatannya dalam dollar. SRIL mengubah pembukuan laporan keuangannya dari rupiah ke dollar pada awal tahun 2015. Selain itu porsi ekspor SRIL sekitar 50% terhadap pendapatan perseroan.

SRIL terus menjajaki pembuatan seragam tentara di Eropa dan Timur Tengah, karena adanya tantangan besar di kawasan tersebut yang membuat peningkatan kebutuhan terhadap pertahanan. SRIL menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun 2015 sekitar 7%-10% dan 8%-10% di tahun 2016.

SRIL akan membangun pembangkit listrik yang nilanya sekitar USD100 juta tahun depan, dengan menggunakan sebagian dana dari hasil emisi obligasi yang jumlahnya mencapai USD420 juta. Perseroan berniat membangun power plant berkapasitas antara 60-70 MW pada semester II/2016. Power plant yang akan dibangun di Sukoharjo, Jawa Tengah dan berada di kawasan yang sama dengan pabrik SRIL tersebut, akan dapat menghemat biaya untuk listrik dan gas hingga 30%.

SRIL membuka 10.000 rekening efek untuk para karyawannya. Saat ini, SRIL baru memfasilitasi pembukaan akun rekening saja agar para karyawan perusahaan bisa mulai berinvestasi di saham. Namun disebutkan bisa saja dengan program Employee Stock Ownership Plan (ESOP), para karyawan ini akan mendapatkan saham bonus dari perusahaan.


Emiten Holding properti dan Konstruksi dari Sinarmas Grup, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) telah merealisasikan akuisisi sekitar 30-40 ha lahan hingga Juli 2015 atau 40% dari target akuisisi lahan tahun ini. Perseroan telah mengeluarkan Rp1,5 triliun untuk akuisisi tersebut. Mayoritas lahan yang akan ditambah ada di BSD City.

Terkait BSD City, perseroan saat ini baru memiliki lahan seluas 5.000 ha dan izin yang diperoleh mencapai 6.000 ha. BSDE diproyeksikan harus mengeluarkan investasi senilai Rp5-6 triliun untuk merealisasikan penambahan lahan seluas 1.000 ha. Untuk ekspansi ke luar Jawa, perseroan tengah bersiap untuk meluncurkan residensial Bumi Samarinda di Kalimantan Timur pada kuartal IV tahun ini atau paling lambat kuartal pertama tahun depan.

BSDE mempersiapkan peluncuran tiga proyek baru pada semester kedua tahun ini dengan total proyek mencapai Rp9 triliun. Adapun untuk tahun ini, tiga proyek tersebut diharapkan dapat menyumbang sekitar Rp1,5 triliun terhadap marketing sales perseroan. Proyek tersebut terdiri dari proyek apartemen Element Rasuna di Kuningan dan apartemen di Taman Permata Buana serta mixed-use development di Tanjung Barat.

BSDE akan menunda peluncuran proyek residensial di Samarinda hingga tahun depan karena kondisi lahan yang belum siap. Saat ini perseroan masih mengembangkan infrastruktur di area tersebut. Perseroan menargetkan marketing sales senilai Rp100 miliar dari proyek di Samarinda.

http://dmia.danareksaonline.com/BeritaRiset/NewsReader/2015/08/4634/bsde-telah-merealisasikan-akuisis-lahan-sebanyak-40-dari-target

Monday 13 July 2015

68% of original size (was 743x323) - Click to enlargehttp://dmia.danareksaonline.com/Images/isat-1.PNG
Kinerja sahamnya kalah jauh dengan TLKM dalam kurun 3 tahun ini. TLKM melaju +78% sedang ISAT malah -16%. Tak lain hal ini karena kinerja yang memburuk, lalu apa kabar terakhir?

Menurut cuplikan dibawah kayaknya ISAT akan kembali bersinar.

Alexander Rusli, President Director and CEO Indosat menyampaikan:
"Triwulan ini merupakan triwulan ketiga secara berturut-turut dimana kami berhasil mencapai pertumbuhan pendapatan yang menggembirakan. Hal ini utamanya disebabkan oleh peningkatan kualitas jaringan yang telah kita upayakan selama 2 tahun belakangan ini. Hasil di triwulan ini menjadi pembuka yang baik di tahun 2015 dan kami optimis bahwa pertumbuhan kinerja akan berkelanjutan di sepanjang tahun walaupun kami juga melihat adanya tantangan dari pertumbuhan ekonomi nasional dan global yang tengah melambat.Sumber

Apakah benar?
Yuk kita cek laporan kinerjanya:

68% of original size (was 743x323) - Click to enlargehttp://dmia.danareksaonline.com/Images/isat-2.PNG
Terlihat jelas penjualannya selalu naik, namun problem di labanya yang terus menyusut.
Di 2014 laba bersihnya agak membaik, ini jadi signal perbaikan kinerja dan EPS/laba per saham tahun berikutnya.

68% of original size (was 743x323) - Click to enlargehttp://dmia.danareksaonline.com/Images/isat-3.PNG
Tahun 2015 laba persahamnya akan naik menjadi +48 dari sebelumnya -366 (2014) dan 2016 juga naik menjadi 232.
Bisa dibayangkan potensi lonjakan harga sahamnya akibat revaluasi investor (disclaimer on)

Salam investasi!
Sumber

Thursday 9 July 2015

Setelah di tahun 2014 D'ONE meluncurkan Program D’ONE MGM, awal 2015 ini Danareksa online kembali meluncurkan satu program terbaru, yaitu D’ONE Referral.

Program D’ONE Referral adalah program persembahan dari Danareksa Online yang melibatkan masyarakat umum yang belum menjadi nasabah PT. Danareksa Sekuritas namun memiliki ikatan kerjasama referral dengan PT. Danareksa Sekuritas.

Program D’ONE Referral ini memberikan keuntungan sebagai berikut :

a. Untuk setiap pembukaan rekening nasabah dengan deposit dana awal minimal sebesar Rp10.000.000,-, maka Pihak Kedua berhak atas pendapatan sebesar Rp100.000,- (seratus ribu Rupiah).
b. Jika pembukaan rekening nasabah adalah 2 orang atau lebih dengan total deposit dana awal minimal sebesar Rp10.000.000,-, maka akan dihitung sebagai 1 pembukaan dan Pihak Kedua berhak atas pendapatan sebesar Rp100.000,- (seratus ribu Rupiah).
c. Jika ada 4 pembukaan rekening nasabah dengan deposit dana awal minimal sebesar Rp250.000.000,-, maka Pihak Kedua berhak atas pendapatan bonus sebesar Rp1.000.000,- (satu juta Rupiah). Berlaku kelipatan hingga maksimal Rp.12.000.000 (hanya berlaku untuk deposit pertama kali)
Untuk mengikuti Proram D’ONE Referral ini, berikut hal-hal yang perlu kami sampaikan : 
1. Pemberi referensi harus mengisi dan menandatangani Perjanjian Kerjasama Referral.
        1.1 Rangkap 2
        1.2 Dibubuhi 1 materai dimasing-masing pihak yang bertanda tangan
        1.3 Dilengkapi dengan foto copy KTP yang jelas dan masih berlaku
2. Kirimkan Perjanjian Kerjasama Referral yang telah lengkap ke SID (Sentra Investasi Danareksa) terdekat atau Contact Center. Informasi SID klik disini
3. Informasikan dengan lengkap data calon nasabah yang akan direkomendasikan.
Berikut penjelasan mengenai komisi D’ONE Referral :
  1. Deposit dihitung 30 hari dari tanggal pembukaan
  2. Deposit tiap nasabah yang dihitung adalah hanya deposit awal, tidak akumulasi dalam 30 hari tsb.
  3. Untuk poin “c”, selain bonus Rp.1juta, pemberi referral juga akan mendapatkan komisi basic sesuai dengan poin “a”
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Contact Center kami di nomor 500-688 (021 500-688 via Ponsel)atau email callcenter@danareksa.com
Ajak rekan Anda dan dapatkan 25% dari net fee selama 12 bulan*

Kabar bahagia bagi Anda nasabah Danareksa Online. Dengan mengajak rekan Anda bergabung menjadi nasabah Danareksa maka Anda akan mendapatkan komisi 25%* dari Danareksa.
Ayo ajak rekan Anda bergabung menjadi nasabah Danareksa. Promo ini berlaku sampai dengan Desember 2015.

*Syarat & Ketentuan
1. Untuk pembukaan rekening Full Online DMIA
2. Komisi 25% dari total net fee transaksi nasabah baru
3. Komisi diberikan selama 12 bulan dan ditransfer ke rekening RDN
4. Pajak progresif ditanggung seluruhnya oleh pemberi referensi
5. Bukti potong pajak dikirimkan oleh Danareksa

Bagaimana cara mengikuti program ini:
1. Datang ke SID (Sentra Investasi Danareksa) dan dapatkan informasi lengkap disana.
2. Website D’ONE : http://dmia.danareksaonline.com/
Lengkapi form Pre-Registrasi dan masukkan Client code pada kolom Referensi

3. Catat Client Code di Formulir Pembukaan D’ONE
Lengkapi form Apliaksi rekening dan tuliskan MGM (Client code) bagian seperti digambar.


Untuk Info lebih lanjut silakan hubungi Call Center kami di (021) 1500-688 atau email callcenter@danareksa.com


AUTO TRANSAKSI
TARIK DANA
MARKET INFO
PORTFOLIO
TRANSAKSI
-       Autobuy harga dibawah/diatas last price
-       Autosell harga dibawah last price (STOPLOSS) dan diatas lastprice (TAKEPROFIT)

-         Tarik dana ON THE GO
-      Running trade
-      Top stock
-      Top broker
-      Watchlist
-      Order book
-      Trade by price
-      Corporate action
-      Fundamental
-      Chart
-      Saham
-      Reksadana
-      Obligasi
-      Cash
-       Beli
-       Jual
-       Order List
-       Trade List
-       Amend
-       Withdraw
Auto Order
Cash Withdrawal 
Market Info
Fundamental & Teknikal Analisis
Ilustrasi Astra Otoparts
Ilustrasi Astra Otoparts (Istimewa)
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mendirikan perusahaan patungan (joint venture/JV) bersama perusahaan ban dan karet asal Jepang, Bridgestone Corp. Sesuai rencana, perusahaan tersebut bakal memproduksi komponen otomotif produk antivibration.
"Ini salah satu cara kami dari untuk menambah portofolio. Selama ini kami memang bekerjasama, Bridgestone memasok produk anti vibration kepada kami. Sehingga, kami putuskan untuk bangun joint venture," ujar Direktur Keuangan Astra Otoparts Hugeng Gozali kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (6/7).
Pada 2 Juli 2015 perseroan dan Bridgestone telah meneken perjanjian untuk membentuk perusahaan patungan senilai Rp 174 miliar tersebut. Adapun, Astra Otoparts dan Bridgestone masing-masing tercatat mengusai 49% dan 51% saham.
Lebih jauh, Hugeng menjelaskan lokasi pabrik nantinya terletak di Purwakarta, Jawa Barat. Pabrik Purwakarta tersebut akan memproduksi engine mounting, body mounting, dansuspension parts untuk pasar kendaraan roda empat atau lebih.
"Saat ini sudah mulai dibangun. Diharapkan bisa selesai akhir tahun ini. Sehingga mulai berproduksi massal awal tahun depan," jelas dia.
Sebagai informasi, Bridgestone memiliki delapan parbrik di enam negara yang memproduksi antivibration. Salah satunya, yakni pabrik Purwakarta yang dibangun bersama Astra Otoparts. Secara total, Bridgestone tercatat memiliki 170 pabrik di 26 negara.
Sepanjang 2014, Bridgestone mampu mengantongi penjualan bersih sebesar 3,67 triliun yen. Di mana, mayoritas atau sebesar 84% dari total penjualan bersih berasal dari penjualan ban. Sisanya, disumbangkan oleh produk diversifikasi seperti komponen otomotif.
Investor Daily

PT.Garuda Metalindo
PT.Garuda Metalindo (Istimewa)
Produsen berbagai jenis fasteners (mur dan baut) untuk kendaraan otomotif PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) memprediksi, sepanjang tahun ini pendapatannya akan meningkat sedikit dibanding tahun 2014 di kisaran Rp 900 miliar hingga Rp 1 triliun. Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan batasan uang muka (DP) untuk kendaraan bermotor disinyalir belum terlalu membantu kinerja perseroan.
"Kebijakan pemerintah untuk turunkan DP motor dan mobil hal itu sangat positif bagi kami komponen suplai. Sampai akhir tahun akan terjadi relaksasi positif meski tidak signifikan," ujar Presiden Direktur Garuda Metalindo Hendra Widjaja usai mencatatkan saham perdananya(listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (7/7).
Hingga semester I-2015, Direktur Garuda Metalindo Erwin Wijaya menyebutkan, kinerja perseroan mengalami kontraksi (menyusut) sekitar 15 persen. Meski demikian, dia optimistis hal itu akan tertutupi pada semester dua. "Kontraksi sudah terjadi second half tahun lalu sampai Juni ini, first half tahun ini lebih drastis. Tapi, pada umumnya setelah itu akan terjadi recovery," ucapnya.
Untuk meningkatkan pendapatan, perseroan akan meningkatkan ekspor dari saat ini hanya 2,5 persen-3 persen menjadi 25 persen dalam 3-4 tahun ke depan. Di sisi lain, perseroan juga akan mendapatkan pendapatan dari pasar dalam negeri menyusul sejumlah perusahaan otomotif asing merelokasi pabriknya ke Indonesia. "Banyak investor baru yang datang ke Indonesia dan mereka butuh baut," kata dia.
Emiten ke-9 yang melantai di BEI tahun ini, tercatat melakukan IPO dengan menerbitkan 468.750.000 lembar saham baru atau setara 20 persen dengan nominal Rp 100 per saham. Pada masa penawaran yang lalu tercatat ada kelebihan permintaaan (oversubscribed) sebanyak dua kali. Bertindak sebagai sole lead underwriter adalah RHB OSK Securities.
Harga yang ditawarkan Rp 550 dengan dana segar hasil IPO mencapai Rp 258 miliar. Adapun, dana IPO bakal sekitar 52 persen untuk pembayaran utang, 28 persen untuk belanja modal. Sedangkan sisanya sebesar 20 persen dipergunakan sebagai modal kerja. "Kita akan bayar Rp 100-200 miliar untuk bayar utang kepada pinjaman bank dan utang supplier," ujar Erwin.
Adapun pada listing perdana, saham perdana BOLT dibuka menguat ke level Rp 700 per lembarnya atau naik Rp 150 dari harga penawarannya.
Sekadar informasi, perseroan memproduksi berbagai jenis mur dan baut yang diaplikasikan untuk produksi motor dan mobil serta berbagai komponen otomotif yang dipasok ke pabrik besar seperti Astra Honda Motor, Yamaha Motor Manufacturing, Indomobil Suzuki International, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Astra Daihatsu Motor, Kramayudha Tiga Berlian Motor, dan lain-lain.
Suara Pembaruan

Image
Pekerja menyelesaikan pembangunan sebuah apartemen di Jakarta Timur - (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
CLOSING PRICE  RATU PRABU ENERGI TBK
01/01201507/01201550100150200
CLOSING PRICE  PP (PERSERO) TBK.
01/01201507/0120151k2k3k4k5k
CLOSING PRICE  SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK.
01/01201507/012015250300350400450
CLOSING PRICE  SARATOGA INVESTAMA SEDAYA TBK.
01/01201507/0120154k5k6k
CLOSING PRICE  SURYA SEMESTA INTERNUSA TBK.
01/01201507/01201550010001500
CLOSING PRICE  EXPRESS TRANSINDO UTAMA TBK.
01/01201507/01201550010001500

PT PP Tbk (PTPP)
PTPP  hingga Juni 2015 telah meraih kontrak baru senilai Rp13,39 triliun, memenuhi 49 persen target untuk setahun penuh. Sekretaris Perusahaan PTPP Taufik Hidayat mengatakan perolehan kontrak baru itu belum termasuk kontribusi anak usaha PT PP Properti Tbk (PPRO). Jika menghitung kontribusi PPRO hingga Juni sebesar Rp900 miliar, maka total kontrak baru PTPP bisa mencapai Rp14,2 triliun. Kontribusi proyek pemerintah masih minim, sekitar 15 persen, sedangkan proyek swasta 45 persen dan BUMN sebesar 40 persen.
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)
SMBR membukukan volume penjualan sebanyak 666.176 ton selama semester pertama tahun ini, naik 25,6 persen dibanding penjualan periode yang sama tahun lalu. Kinerja operasional SMBR itu terdongkrak penjualan pada Juni 2015 sebesar 132.968 ton, atau naik 32,6 persen dari bulan sama tahun lalu.
Penjualan SMBR selama enam bulan itu baru 38 persen dari target tahun ini sebanyak 1,75 juta ton. Hingga Mei, SMBR telah mencetak laba bersih Rp137,4 miliar atau melonjak 51 persen dari periode yang sama tahun lalu.
PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI)
ARTI bakal menerbitkan medium term notes senilai US$80 juta pada Agustus 2015 yang sebagian besar akan dipakai untuk melunasi utang. Direktur Ratu Prabu Energi Gemilang Zaharin mengatakan sekitar US$15 juta dari hasil emisi surat utang tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan gedung Ratu Prabu 3. Sebanyak US$65 juta lainnya untuk membayar fasilitas pinjaman dari PT Bank Mega Tbk.
Pembeli dari MTN itu adalah Shinhan Bank Korea. Nilai investasi Ratu Prabu 3 mencapai US$150 juta dan akan dimulai pada paruh kedua tahun ini. Shinhan Bank juga akan menjadi investor dalam pembiayaan proyek itu.
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
SSIA tengah mencari pinjaman sekitar Rp1 triliun untuk pembangunan proyek SSI Tower dari tiga bank lokal. Presiden Direktur SSIA Johannes Suriadjaja mengatakan nilai investasi total proyek ini Rp1,8 triliun. Sisa Rp800 miliar untuk kebutuhan proyek akan didapat dari perusahaan patungan antara SSIA dan perusahaan Jepang.
Proyek ini sebenarnya sudah disampaikan sejak setahun lalu, tetapi pembangunannya masih mandek. SSIA menyatakan pembangunannya bakal berjalan selama tiga tahun dan dimulai tahun depan, sehingga dijadwalkan rampung pada 2019.
PT Express Tansindo Utama Tbk (TAXI)
PT Rajawali Corpora memastikan menjualan 51 persen saham TAXI kepada PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) dalam waktu dekan. Selanjutnya, Saratoga akan melangsungkan penawaran tender sebanyak 49 persen. Batas akhir due diligence sudah lewat dan Rajawali mengharapkan eksekusinya selesai sebelum Idul Fitri. Adapun harga penjualan saham merujuk pada harga rata-rata saham TAXI dalam 90 hari sebelum pengumuman rencana jual beli. Meskipun demikian, harga jualnya kemungkinan premium dari harga rata-rata tersebut.
Bunga Kredit Bank
Sejumlah bank mengestimasi penyaluran kredit akan mulai menanjak pada kuartal III/2015 setelah dalam dua kuartal tahun ini perbankan menurunkan tingkat bunga kredit. Sepuluh bank terbesar dari sisi aset telah menurunkan tingkat bunga antara 5 –108 bps dalam periode Desember 2014-Juni 2015. Penurunan tingkat SBDK paling tinggi tercatat untuk segmen konsumsi sebesar 108 bps, sedangkan untuk kredit produktif rentang penurunan tercatat 10— 35 bps.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menahan suku bunga hingga kuartal ketiga, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga akan melakukan hal sama selama BI Rate tetap. Sementara itu PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) telah menurunan tingkat bunga sebesar 100 bps untuk KPR pada Juni.