Satu Rekening Untuk Berbagai Jenis Instrumen Investasi - Call Center: (021) 1500-688

Friday 28 November 2014

Secara historik, company hanya membukukan laba kotor belasan persen atau rata-rata 13%, artinya modal jualannya cukup besar sekitar 87%. Beban operasional juga tergolong cukup besar rata2 sebesar 22%. Labanya terus2an negatif, mulai 2 tahun belakang labanya postif (pengaruh pos pendapatan continuing operation). Analisa teknikal cukup rumit dilakukan.

Growth Profitability and Financial Ratios for Central Proteinaprima Tbk
Financials
CENTRAL PROTEINAPRIMA TBK  (CPRO) CashFlowFlag INCOME STATEMENT
Fiscal year ends in December. IDR in millions except per share data.
Source:
D’ONE Trade Pro Chart



Thursday 27 November 2014

Declaining earning antara 2010 – 2012 menyebabkan koreksi harga yang cukup banyak dari harga 3.400 ke 2.000-an. Kinerja TINS membaik mulai tahun 2013 dan diprediksi akan terus membaik pada tahun mendatang, proyeksi 2015-2016 berturut-turut Rp 77 dan Rp 90. Menggunakan average PER tahun sebelumnya dan estimasi earning, TINS tahun depan diprediksi bergerak di range 1.165 – 2.182 Price adjusting akibat saham bonus pada April 2014, nampaknya sdh dilakukan dan berakibat pola  harga sideways hingga sekarang. TINS sudah breakout dari 1.250 sehingga resistant berikunya menjadi 1.480. Ekpektasi breakout level tsb akan merubah pola sideways menjadi short term bullish.

Growth Profitability and Financial Ratios for PT Timah (Persero) Tbk
Financials
Source:
chart D’ONE TradePro



Secara histori, growth company cukup bagus tapi kurang stabil. Tahun 2014, company kurang bagus earningnya sehingga menyebabkan harga relatifly flat dgn kisaran harga 650 – 850. Tahun depan, proyeksi earning Rp.105/lbr, ini memberi peluang harga terapresiasi ke level Rp 1.965 (asusmsi range PER 18.7x). Secara teknikal, SSIA telah breakout resistan 860 dan 920. Range price harganya mungkin di level 920 – 1.070. Jika memungkinkan terjadi koreksi, level harga Rp 670-an bisa jadi alternatif enter market.

Growth Profitability and Financial Ratios for Surya Semesta Internusa Tbk
Financials





Earnings Per Share (EPS)

Definisi Earnings Per Share (EPS):
Earnings Per Share (EPS) merupakan alat analisis tingkat profitibilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi saham biasa disamping PER (Price Earning Ratio) dalam lingkaran keuangan (Fabozzi, 1999: 359).

Menurut Dictionary of Accounting (Abdultah, 1994:77)laba bersih per saham adalah Pendapatan bersih perusahaan selama setahun dibagi dengan jumlah rata-rata lembar saham yang beredar, dengan pendapatan bersih tersebut dikurangi dengan saham preferen yang diperhitungkan untuk tahun tersebut.
Menurut Baridwan (1992:333), laba bersih per saham adalah Jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan.

EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata saham biasa yang beredar.

Menurut Gibson (1996:429) earnings per share adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Sedangkan menurut Weygandt et. al.(1996:805-806) dan Elliot dan Elliot (1993:250) earnings per share menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:




(Meigh, 1999: 646)
Keterangan:
EPS = Earnings Per Share
Net Income = laba bersih setelah pajak
Preferred dividend = dividend saham preferen
Average Number of common share outstanding = rata – rata jumlah saham yang beredar

Rasio laba digunakan untuk meneliti penyebab dasar perubahan EPS. Rasio – rasio laba ini menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas dan manajemen aktiva/ kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Rasio – rasio ini menguraikan EPS ke dalam penentu – penentu dasarnya dalam rangka menilai faktor – faktor yang mendasari laba perusahaan. Rasio – rasio ini membantu dalam melakukan penilaian kecukupan laba historis dan memproyeksikan laba di masa depan melalui pemahaman yang lebih baik terhadap sebab – sebab terjadinya laba.
Laba per saham dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya laba per saham ini dipengaruhi oleh perubahan variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS).

Faktor Penyebab Kenaikan dan penurunan Laba Per Saham :
1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase penurunan laba bersih.

Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :
1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase kenaikan laba bersih.

Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. (Weston dan Eugene, 1993 : 23-25). http://dmia.danareksaonline.com/Edukasi/AnalisaFundamental

Monday 24 November 2014

Prospektus IPO PT. Archi Indonesia Tbk.
http://dmia.danareksaonline.com/BeritaRiset/NewsReader/3295

Thursday 13 November 2014

Wacana kenaikan BBM menyita banyak perhatian kita, yang jelas jika BBM naik berakibat bursa akan melemah (untuk sementara waktu).
Sejatinya, kenaikan BBM bukan hal yang baru..yuk kita simak kapan BBM naik.

(sumber: http://economy.okezone.com/read/2014/08/28/19/1030923/sejarah-harga-bbm-subsidi-di-indonesia)


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dampak langsung kenaikan harga BBM subsidi sebesar Rp3.000 di November akan menyebabkan tambahan inflasi 1,7%. Kemudian untuk dampak tidak langsungnya dia bilang, akan bisa berlangsung 6 bulan hingga setahun dan akan kembali normal lagi.

"Itu estimasi harga Rp3.000 pada bulan (BBM) dinaikkan, untuk dampak tidak langsungnya ada transportasi naik, itu dampaknya sekitar 1%-2%, dan tidak akan sekaligus tapi akan menyebar dalam setahun," kata Suryamin di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2014).
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/11/03/313732/bps-inflasi-november-tergantung-kapan-harga-bbm-naik

Bursa mungkin saja akan terkoreksi, mari kita kembali waspada menyikapi hal ini,...saatnya koleksi harga murah saham favorit Anda dan siapkan peluru Anda..
salam investasi.

SMGR adalah produsen semen yang terbesar di Indonesia, saat ini kapasitas terpasang Semen Indonesia sebesar 29 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 42% pangsa pasar semen domestik. 
Sedikit fakta tentang PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
- Angka penjualan persero selalu bertumbuh, bahkan double digit hingga 27%
- Profitability yg luar biasa dgn gross margin >40% dan net margin hingga 20-an %
- Pangsa pasar terbesar, sebesar 43.8% 
- Umur perusahaan bahkan sudah tergolong tua, berdiri 57 th lalu tepatnya 7 Agustus 1957, 
- Kapasitas produksi mencapai 29jt/th
- Memiliki 13 pabrik dengan lokasi: Padang (4), Gresik (4), Tonasa (4), dan Vietnam (1)

Dgn asumsi net profit 2014 Rp 5.5T dan dividen payout ratio (DPR) sama dgn thn lalu: 34.5%, dividen 2015 diprediksi Rp 323/lbr 


SURYA CITRA MEDIA TBK  (SCMA) CashFlowFlag INCOME STATEMENT
Fiscal year ends in December. IDR in millions except per share data.




Source:






D’ONE TradePro Chart for price data







PT MEDIA NUSANTARA CITRA TBK  (MNCN) CashFlowFlag INCOME STATEMENT
Fiscal year ends in December. IDR in millions except per share data.

Source:




D’ONE TradePro Chart for price data

Wednesday 12 November 2014

Sepanjang bulan Oktober hingga hari ini IHSG masih menunjukan ketidak-pastian, indeks berada dalam rentang 4900 – 5100, nampaknya pola sideways masih menjadi dominasi pelaku pasar.

Pelaku pasar berharap pelantikan Presiden baru dapat mendongkrak IHSG, namun mengapa IHSG masih terasa 'begini-begini' saja?

Jika melihat data sejak awal tahun 2014, IHSG menunjukan kenaikan yang besar dengan kenaikan hingga 28%. Pengamatan kami menyimpulkan bahwa secara rata-rata kenaikan 28% terasa cukup bagi para investor. Ditambah bayang-bayang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang tak kunjung memberikan kepastian, keputusan menjual saat indeks naik hingga 28% merupakan keputusan yang paling masuk akal.

Lantas kemana indeks akan bergerak? 
Bayang-bayang kenaikan BBM akan menahan laju indeks atau bahkan membuat indeks terus mengalami koreksi. Pelaku pasar tidak perlu panik dengan prediksi itu, kabar baiknya investor besar/asing selalu berpesta saat kenaikan harga akibat laporan keuangan kuartal 1, price adjusting base on its new valuation will be happen on Q1 report.
Jika demikian, bukannya time to buy saat harga turun nanti?


Disc On

Sumber:
D’ONE TradePro Chart

Thursday 6 November 2014

Penasihat Tim Transisi, Jenderal (Purnawirawan) Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter pada November 2014. Luhut mengatakan, dengan kenaikan ini, mulai 2015 akan ada peningkatan anggaran infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang sangat signifikan. (Baca: Tim Transisi: November, Harga BBM Naik Rp 3.000)


Dengan hemat biaya 150T dan asumsi biaya tol Rp 103M/km, kita akan mampu bangun TOL SEPANJANG 1.456 KM
Kenapa BBCA layak jadi favorit?, berikut alasannya:
- Pertumbuhan pendapatan yg stabil  (rata-rata 17%/tahun)
- Laba kotor yg sangat menggiurkan (rata-rata 60%)
- Secara historis harganya naik terus, kenapa? Selain brand name yg sangat kuat, 
  kinerja perusahaan yg bagus dan terus naik.
 
Kami tampilkan profile BBCA : EPS, range harga, dan valuasi pasar (PER) dari 2008 hingga 2014
 
Secara rata-rata, BBCA diapresiasi pelaku pasar pada PER 19.7x (termahal) dan PER 12x (termurah).
Forecast EPS 2015 dan 2016 tumbuh sekitar 15%, berturut-turut 762/lbr dan 870/lbr.
Dengan angka acuan PER dan forecast EPS kita
Angka forecast harga BBCA 2 tahun kedepan.


 
Sumber data:

Wednesday 5 November 2014

Danareksa dalam surveinya menemukan penurunan kepercayaan konsumen pada bulan Oktober 2014. Survei yang dilakukan pada 1.700 rumah tangga di enam wilayah ini, menunjukkan konsumen memberi penilaian yang lebih negatif terhadap keadaan ekonomi saat ini dan prospek ekonomi ke depan terutama kekhawatiran terhadap kelangkaan lapangan kerja.

“Pada survei bulan Oktober, proporsi konsumen yang merasa khawatir terhadap kelangkaan lapangan kerja naik menjadi 26 persen dari 25,1 persen pada bulan September,” tulis Danareksa dalam rilisnya, Senin (3/11).